Tentang Ayah...
Ayahku lebih tepatnya ayahnya Helmi Ferdirintama bernama lengkap Dandi Oktiandi. Ia lahir di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 1 Oktober 44 tahun silam, tepatnya pada tahun 1972. Beliau lahir dari pasangan Abdul Ghani dan Yoyoh Rodiah. Ayahku asli keturunan Sunda.
Masa kecil beliau memang tidak seenak masa kecilku. Di bibir beliau banyak tonjolan kecil yang ternyata itu karena buah yang pernah dimakan beliau semasa kecil. Jika beliau kecil nakal, maka oleh ayah beliau akan di lempar ke kolam kecil yang ada di belakang rumah. Tidak seperti kecilku yang suka beli mobil-mobilan, tamiya, dan lain sebagainya.
Beliau adalah lulusan D-IV Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Sesuai dengan jurusan perguruan tingginya, Ia sekarang bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang.
Beliau menikah dengan Oktarina Surfianti yang sekarang menjadi ibuku pada tahun 2001. Beliau memulai karir dinasnya di Kota Situbondo. Beliau bekerja sebagai pegawai di tambak di Situbondo. Saat itu, rumahku masih di Surabaya. Ayahku pulang seminggu sekali, sedangkan saat itu aku masih kecil. Karena beberapa faktor seperti ayahku yang pulang hanya seminggu sekali dan kondisi suhu di Surabaya tidak cocok denganku maka kami memutuskan untuk pindah ke Malang. Karena rumah kami pindah, maka terpaksa ayahku harus pindah dinas juga. Setelah sekian waktu mencari, ayahku akhirnya mendapatkan tempat kerja baru di Malang, yaitu Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Malang.
Di kantor tesebut, beliau diangkat menjadi Kepala UPTD beberapa tahun setelahnya.
Di Malang adalah rumah nenekku. Jadi, kami menginap di rumah nenekku sementara sampai rumah baruku yang sedang dalam pembagunan selesai. Kebetulan sekali, kakekku meliki lahan kosong dindepan rumahnya yang dapat dijadikan rumah. Jadi, disitulah tempat ayahku mendirikan rumah baru.
Ayahku memang The Best Father in The World. Beliau mendidikku dengan keras namun mendidik. Ia mengajariku segala hal. Mulai dari mengajariku mandi. Beliau mengajariku dengan penuh kasih sayang. Akupun diajari bersepeda oleh ayahku. Beliau mengajari dengan penuh ketulusan hingga akhirnya aku bisa bersepeda sendiri. Dia juga mendidikku dalam beretika, beribadah, dan lain sebagainya.
Setiap hari, aku diajaknya untuk beribadah ke masjid karena beliau tahu bahwa pergi ke masjid itu sangat diutamakan, apalagi untuk laki-laki.Beliaupun mengajariku dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Seperti makan sendiri, menyapu, mengepel, dan sebagainya. Namun sebenarnya beliau tidak ingin merepotkanku, beliau tidak ingin mengganggu waktu santaiku, namun beliau hanya ingin mempersiapkanku untuk menjadi orang yang berguna di masa depan bagi semuanya.
Thanks to Allah, you give me the best father.
Masa kecil beliau memang tidak seenak masa kecilku. Di bibir beliau banyak tonjolan kecil yang ternyata itu karena buah yang pernah dimakan beliau semasa kecil. Jika beliau kecil nakal, maka oleh ayah beliau akan di lempar ke kolam kecil yang ada di belakang rumah. Tidak seperti kecilku yang suka beli mobil-mobilan, tamiya, dan lain sebagainya.
Beliau adalah lulusan D-IV Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Sesuai dengan jurusan perguruan tingginya, Ia sekarang bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang.
Beliau menikah dengan Oktarina Surfianti yang sekarang menjadi ibuku pada tahun 2001. Beliau memulai karir dinasnya di Kota Situbondo. Beliau bekerja sebagai pegawai di tambak di Situbondo. Saat itu, rumahku masih di Surabaya. Ayahku pulang seminggu sekali, sedangkan saat itu aku masih kecil. Karena beberapa faktor seperti ayahku yang pulang hanya seminggu sekali dan kondisi suhu di Surabaya tidak cocok denganku maka kami memutuskan untuk pindah ke Malang. Karena rumah kami pindah, maka terpaksa ayahku harus pindah dinas juga. Setelah sekian waktu mencari, ayahku akhirnya mendapatkan tempat kerja baru di Malang, yaitu Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Malang.
Di kantor tesebut, beliau diangkat menjadi Kepala UPTD beberapa tahun setelahnya.
Di Malang adalah rumah nenekku. Jadi, kami menginap di rumah nenekku sementara sampai rumah baruku yang sedang dalam pembagunan selesai. Kebetulan sekali, kakekku meliki lahan kosong dindepan rumahnya yang dapat dijadikan rumah. Jadi, disitulah tempat ayahku mendirikan rumah baru.
Ayahku memang The Best Father in The World. Beliau mendidikku dengan keras namun mendidik. Ia mengajariku segala hal. Mulai dari mengajariku mandi. Beliau mengajariku dengan penuh kasih sayang. Akupun diajari bersepeda oleh ayahku. Beliau mengajari dengan penuh ketulusan hingga akhirnya aku bisa bersepeda sendiri. Dia juga mendidikku dalam beretika, beribadah, dan lain sebagainya.
Setiap hari, aku diajaknya untuk beribadah ke masjid karena beliau tahu bahwa pergi ke masjid itu sangat diutamakan, apalagi untuk laki-laki.Beliaupun mengajariku dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Seperti makan sendiri, menyapu, mengepel, dan sebagainya. Namun sebenarnya beliau tidak ingin merepotkanku, beliau tidak ingin mengganggu waktu santaiku, namun beliau hanya ingin mempersiapkanku untuk menjadi orang yang berguna di masa depan bagi semuanya.
Thanks to Allah, you give me the best father.
Komentar
Posting Komentar